Tuesday 10 May 2016

MENGENAL MANUSIA DAN SEJARAHNYA



http://akhlakinsan.blogspot.com/2016/05/Sejarah-Manusia-ber-Akhlak.html  

terima kasih telah berkunjung di blog Akhlak Manusia
 semoga kita senantiasa diberi kesehatan dan keselamatan oleh Allah SWT, semoga Rahman dan Rahim-Nya selalu dilimpahkan untuk kita semua, amin...

di dalam blog ini, akan menjelaskan tentang manusia dan pengkajian tentang AKHLAK MANUSIA, semoga anda bisa mendapat pelajaran yang berharga di dalamnya, amin...

selamat membaca...

Istilah-istilah Manusia Dalam Al-Qur’an

Penciptaan Nabi Adam


Ketika Tuhan hendak menciptakan Nabi Adam sebgagai Abu al-Basyar yang akan berkembang secara turun-temurun di muka bumi, muncul berbagai protes dan argument yang di lontarkan oleh para malaikat, dalam QS al-Baqarah (2): 30 berisi tentang penjelasan tersebut yang artinya:
Protes yang dilontarkan itu, tidak membuat suasana berubah. Bahkan Allah ‘Azza wa Jalla tetap menciptakan Adam. Meskipun sebagian besar malaikat menolak kehadiran Adam sebagai khalifah. Hal ini dijelaskan dalam al-Quran yang artinya:






Adam diciptakan dari tanah liat, lalu dibentuk indra dan jasadnya, kemudian diberikan roh ke dalam jasadnya yang dengan roh itulah Adam bisa hidup. Peristiwa ini dijelaskan dalam al-Quran, yaitu surat al-Baqarah (2): 30-37, surat al-A’raf (7): 11, 19, 26, 27, 31,35, dan 172. Surat al-Hijr (15): 28-36. Surat al-Isra’ (17): 61 dan ayat 70, surat al-Kahfi (18): 50. Surat Thaha (20): 116-120. Pengulangan peristiwa penciptaan Adam di dalam lima surat tersebut menandakan bahwa peristiwa penciptaan Adam sudah lima kali dibicarakan dan dimusyawarahkan. Allah tidak memerhatikan kritikan para malaikat dan berbuat sekehendak-Nya dan memberlakukan sifat Rahman dan Rahim-Nya lalu menciptakan manusia, meskipun hasilnya sebagian besar malaikat menolak kehadiran Adam di muka bumi. Mungkin juga terjadi lima kali pertanyaan dan perdebatan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga termaktub dalam lima surat al-Quran.
           
            Para malaikat mengetahui bahwa manusia akan berperilaku buruk di muka bumi, karena kemungkinan ada manusia sebelum Nabi Adam lalu berbuat bencana, oleh karena itu para malaikat menolak kehadiran bapak manusia di muka bumi. Allah Azza wa Jalla berfirman didalam al-Qur’an yang menjelaskan tentang penciptaan Nabi Adam dari tanah dan diberikan roh, yang artinya:



Deskripsi penciptaan Adam dalam berbagai literatur

               
                Bahwa ketika Adam akan diciptakan , Allah memerintahkan kepada malaikat jibril untuk mencari dan membawa tanah liat kehadapan Allah. Kemudian malaikat Jibril akan mengambil tanah, tanah lalu berkata: wahai Jibril! Untuk apa kami diambil dan kemana kami engkau bawa? Jibril menjawab untuk dibuat jasad Adam sebagai bapak manusia yang akan menjadi Khalifah di muka bumi. Tanah menjawab sambil bersedih, kalau demikian wahai Jibril janganlah kami dibawa dan janganlah kami dijadikan sebagai jasad Adam itu. Sebab kami merasa khawatir, kalau-kalau manusia itu berbuat bencana dan lalu kami dibakar  di neraka, kami tidak mau. Mendengar alasan tersebut, Jibril tidak jadi mengambil tanah dan kembali kepada Allah, lalu Allah bertanya kepada Jibril, kenapa kamu tidak jadi mengambil tanah itu? Jawab malaikat Jibril, aku sedih ya Allah mendengar jeritan dan ucapan tanah tersebut. Kemudian Allah perintahkan malaikat Mika’il  untuk mengambil tanah, dan Mika’il juga gagal seperti malaikat Jibril, lalu Allah perintahkan malaikat Israfil, juga gagal mengambil tanah dengan alasan yang sama. Terakhir Allah perintahkan malaikat ‘Izra’il untuk mengambil tanah liat tersebut, ‘Izra’il mengambil tanah liat itu, meskipun tanah tidak merestuinya, dan diambil paksa oleh ‘Izra’il sambil berkta, wahai tanah…! Lebih penting bagiku perintah Allah daripada laranganmu. Seonggok tanah didapatkan oleh ‘ Izra’il dan dibawah kehdhirat Allah SWT,karena ‘Izra’il berhasil, lalu Allah menegaskannya untuk mencabut roh/nyawa manusia bila sampai ajalnya. Adam pun diciptakan dan diberikan roh ke dalam jasadnya. Kisah ini, hanya sebagai anekdot yang bersifat edukasi saja.

                Terciptanya Adam dari  tanah liat, tidak ada permintaan dan tidak ada rekayasa siapa pun melainkan hanyalah dengan qudrat, iradat serta dengan Rahman dan Rahim-Nya saja.jasadnya dibentuk dan kemudian diberikan roh ke dalam jasad Adam. Semua kelompok malaikat sujud kepada Adam atas perintah Allah SWT. Sedangkan kelompok iblis tarsus membangkang, dengan alasan bahwa dirinya yang paling mulia. Kelompok iblis bersyukur untuk tidak sujud dan tidak akan menghormati Adam dan anak-cucunya. Bahkan ia menjerumuskan Adam, dan anak-cucunya dengan berbagai cara dan taktiknya. Perlawanan iblis terhadap Adam dan anak-cucunya itu disebutkan al-Quran, firman Allah ‘Azza wa Jalla yang artinya :


Mengapa manusia diciptakan

           
            Tidak ada ilmuwan yang bisa menjawabnya, hanya para sufi lah yang berani menjawabnya, dari penjelasan ayat QS al-Hijr [15]: 33-34 diatas, bahwa telah terjadi pertengkaran iblis terhadap Tuhan. Betapa dahsyatnya pembangkangan iblis ini, Allah pun dilawan dengan kesombongannya. Disamping kesombongannya, iblis meminta kepada Allah SWT agar diberikan umur panjanguntuk menggoda Adam dan anak-cucunya sampai hari kiamat. Allah ‘Azza wa Jalla mempersilakan kepada iblis/setan untuk menggoda manusia yang dapat digodanya. Akan tetapi, manusia yang diberikan Allah hidayah dan taufik-Nya tidak akan bisa ditaklukkan oleh iblis. Mesti diingat bahwa iblis dengan segala strategi dan cara, akan tetap memiliki dendam yang akan membawa manusia ke dalam kenistaan dan kesesatan sebagaimana ia sudah termasuk makhluk yang sudah terkutuk dan menyesatkan.
               
                Alasan Allah menciptakan Adam dari tanah dan sebagai ‘Abu al-Basyar itu, hanyalah dengan Rahman dan Rahim Allah ‘Azza wa Jalla saja, dan dipasangkan dengan seorang wanita yang bernama Hawa, agar manusia menjadi ‘abdullah dan khalifatullah fi al-ardh. Oleh karena Allah mencintai Manusia, itulah yang menjadi alasan mengapa manusia diciptakan. Oleh sebab itu, manusia mesti membalas cinta Allah dengan berta’abud dan bertaqarrub kepada-Nya.

                Al-Rahman dan al-Rahim adalah awalan dari 99 nama-nama Allah di dalam Asma’u al-Husna. Menurut para mufassir, al-Rahman Allah itu, teruntuk kepada semua makhluk_Nya, manusia mukmin dan manusia kafir, termasuk semua mahluk. Termasuk didalamnya flora dan manusia, ekosistem, benda bergerak dan yang tidak bergerak, semua yang ada di bumi dan semua yang ada di langit. Sedangkan sifat al-Rahim itu, Allah berikan kepada para malaikat, para Nabi/Rasul dan orang-orang mukmin. Jadi, dia lebih mengutamakan al-Rahman dan al-Rahim daripada sifat dan Asma’-Nya yang lain.

Kajian tentang Manusia


                Untuk mengetahui manusia secara holistic dan komprehensif haruslah merujuk kepada wahyu. Sebab pertanyaan dan penjelasan wahyu tentang manusia, lebih hebat dari pernyataan ilmu pengetahuan lainnya, dan kebenaran informasinya bersifat mutlak. Itulah alasan mengapa pembahasan al-Qur’an tentang manusia lebih tuntas di bandingkan ilmu pengetahuan lainnya seperti sosiologi, ekonomi, politik, psikologi, biologi, dan sebagainya. Ilmu pengethuan selain al-Qur’an yang membahas tentang manusia, kebenarannya bersifat sementara dan bahkan bersifat sekuler yang mengasingkan manusia dari Penciptanya. Wahyu berperan untuk mendeskripsikan, bahwa setelah manusia diciptakan Tuhan, manusia diperkenankan mengambil semua yang ada di bumi, termasuk migas, semua yang ada di laut, di hutan, dan di gunung. Tetapi manusia di larang keras memperlakukan alam ini dengan kasar, seperti mengeksploitasi alam dan merusak ekosistem. Sebab jika tidak, maka bencana dan malapetaka akan dating kepada manusia itu sendiri. Karena bumi dan isinya diciptakan hanyalah sebagai pinjaman, bukan milik pribadi. Tetapi milik manusia secara keseluruhan dan untuk genersi berikutnya.

                Para ahli telah banyak melakukan pengkajian tentang manusia, beberapa perspektif pun bermunculan dan berbeda-beda menurut sudut pandang masig-masing, seperti al-Farabi, Ibnu Sina, al-Razi, al-Ghazali, Ibnu Thufail, dan lain-lainnya. Para ahli dari Barat pun bermunculan pada zaman modern ini, seperti Marcel A. Boisard yang melihat bahwa manusia adalah mahluk yang tetap dan berubah-ubah.
Untuk mempelajari manusia, ada tiga macam pendekatan yang dilakukan di dalam perspektifnya: Pertama adalah hal yang telah banyak dilakukan oleh para filsuf, dalam hal ini, menyelidiki manusia pada hakikat yang murni dan esensial. Kedua, adalah pendekatan yang dilakukan oleh para moralis dan para sosiologis, yaitu penelitian yang dilakukan dari prinsip-prinsip ideologis dan spiritual yang mengatur tindakan manusia serta engatur personalnya. Ketiga, para ahli dan sejarawan melakukan hal ini, yaitu konsep tentang manusia yang dibahas dari sudut historis kemanusiaan-antara manusia dengan manusia lainnya. Hal ini menjelaskan bahwa banyak disiplin ilmu yang telah mengkaji tentang manusia diantaranya filsafat, sosiologi, biologi, hokum, akhlak, tasawuf, dan lain sebagainya, masing-masing memandang manusia dari aspek yang berbeda.